UI/UX Case Study : Aplikasi Jasa Laundry (My Laundry)
Hallo semua…
Ini adalah tulisan case study pertama saya,
kali ini saya membuat case study tentang Aplikasi Jasa Laundry
Emphatize (Empati)
- User Interview
Beberapa hari yang lalu, saya sedang asik ngobrol bersama Ikur Tri Iswara, teman saya yang masih duduk di bangku kuliah. Dia menceritakan kegiatan padatnya di kampus, seperti banyaknya tugas yang harus dikerjakan baik secara individu maupun kelompok, kemudian kegiatan berorganisasi dan rapat kepanitiaan yang hampir setiap hari dilakukannya, dari pagi sampai malam baru bisa kembali lagi ke kostnya. Hingga dia mengeluhkan suatu permasalahan yaitu cuciannya menumpuk, sehingga dia memakai pakaian yang itu-itu saja ketika berkuliah.
Kemudian saya menanyakan, “harusnya kan bisa dilakukan ketika hari minggu?”, dan dia pun beralasan bahwa rutinitas yang dilakukannya hampir setiap hari bahkan harus merelakan hari minggu untuk berkegiatan.
Ya memang benar-benar sibuk teman saya yang satu ini..
Cerita yang hampir sama terjadi pada teman saya yang lain Rizki Firdiana, dia seorang guru Les Privat yang sehari-harinya dia harus mengajar dari rumah ke rumah murid lesnya, hampir dari pagi sampai sore bahkan terkadang malam baru selesai dengan pekerjaannya itu. Ketika waktu libur pun, digunakannya untuk istirahat dan menyiapkan materinya untuk les besoknya lagi. Dia pun merasa, terkadang cuciannya menumpuk, meskipun dia berusaha menyempatkan diri untuk mencuci pakaiannya, namun dia melakukan itu dengan memanfaatkan sedikit waktu luangnya.
Define (Mendefinisi)
- Problem Statement
- Ikur Tri Iswara seorang mahasiswa aktif yang berumur 23 tahun, yang saat ini aktif sekali dalam berkegiatan selama kuliah dan berorganisasinya. Hingga suatu permasalah muncul yaitu cuciannya numpuk, sehingga dia memakai pakaian yang itu-itu saja ketika berkuliah.
- Sementara Rizki Firdiana seorang guru Les Privat yang berumur 23 tahun, saat ini sibuk sekali dalam mengajari Les Privat dari rumah ke rumah muridnya, mempunyai masalah terkadang cuciannya menumpuk, walaupun dia menyempatkan waktu untuk mencuci namun tidak rutin.
- Membuat Pertanyaan “How Might We”
Berdasarkan problem statement yang ditentukan diatas, berikut merupakan pertanyaan yang dapat diambil :
- Bagaimana caranya supaya Ikur dan Rizki cuciannya tidak menumpuk tanpa harus menyempatkan waktunya untuk mencuci dikala kesibukannya yang padat?
Ideate (Ideasi)
Dari permasalahan yang sudah dianalisa diatas maka dapat diuraikan berbagai solusi diantaranya :
- Solusi I
Meminta nomor whatsapp/telepon si Laundry agar bisa menjemput cuciannya.
Apakah bisa memenuhi kebutuhan pengguna : Bisa, akan tetapi untuk pergi ke tempat laundy saja terkadang tidak sempat, pastinya meminta nomor whatsapp/telepon kurang efektif karena tidak ada waktu untuk memintanya ke laundry. - Solusi II
Membuat aplikasi layanan laundry yang menampilkan laundry yang ada disekitarnya, serta dapat melayani antar jemput cucian.
Apakah bisa memenuhi kebutuhan pengguna : Bisa, karena pengguna dapat memesan hanya dengan membuka smartphone, tanpa harus datang ketempat laundrynya, dan pastinya tidak ada hambatan untuk kegiatannya.
Prototyping (Membuat/Merancang Prototype)
Ada beberapa langkah dalam merancang sebuah prototype, yaitu :
- Membuat User Flow
- Desain Low Fidelity
- Desain High Fidelity
1. Membuat User Flow
User Flow adalah langkah-langkah dari pengguna dalam penggunaan suatu produk yang dibuat, yang nantinya akan menemukan tujuan dari permasalahan yang sudah dianalisa.
2. Desain Low Fidelity
Setelah membuat user flow, selanjutnya kita membuat wireframe low fidelity. Tujuannya yaitu agar kita mengetahui perkiraan saat membuat desain high fidelity.
Berikut merupakan wireframe low fidelity :
- Wireframe Splash Screen & Onboarding
- Wireframe Login & Verifikasi Nomor
- Wireframe Input Personal Data
- Wireframe Home Screen
- Wireframe Pilih Lokasi
- Wireframe Progress Laundry, Chat & Detail Harga
- Wireframe Ratings Screen
3. Desain High Fidelity
Setelah membuat wireframe low fidelity, selanjutnya kita membuat desain high fidelity. Pada tahapan ini kita memberi warna, gambar, serta komponen lainnya pada desain low fidelity tadi.
Berikut adalah hasilnya
- Splash Screen & Onboarding
Pada tampilan ini, pengguna disajikan tampilan mengenai manfaat yang didapatkan ketika menggunakan layanan “My Laundry”. Dengan ilustrasi yang flat menambah kesan minimalis pada tampilan ini. Pada tampilan terakhir disediakan button “Mulai Sekarang” untuk melanjutkan ke langkah-langkah selanjutnya.
- Login & Verifikasi Nomor
Pada langkah ini, pengguna memasukkan nomor handphone pengguna dan setelah itu akan dimintai kode verifikasi dari sms yang sudah masuk.
- Input Personal Data
Selanjutnya, akan diarahkan untuk mengisi data pribadi, namun dengan catatan untuk pengguna baru saja, jika pengguna lama, langsung diarahkan ke tampilan “home”.
- Home Screen
Setelah itu pengguna disajikan tampilan izin lokasi, yang bertujuan agar dapat melihat laundry disekitar yang juga bisa melayani antar jemput cucian. Jika pengguna sudah mengizinkan akses lokasi, maka muncul daftar laundrynya, dan ketika pengguna memilih salah satu laundry maka akan muncul info tentang laundry, baik dari deskripsi, daftar harga, dan penilaian dari yang sudah laundry di tempat itu.
- Pilih Lokasi
Selanjutnya pengguna mengatur lokasi penjemputan cucian, maka nanti Laundry akan datang mengambil, memproses beratnya cucian, serta proses pembayaran secara langsung. - Progress Laundry, Chat & Detail Harga
Setelah memilih lokasi, pengguna dapat memantau proses pencucian pakaian. Terdapat juga fitur chat untuk dapat terhubung dengan pihak laundry, menanyakan proses laundry secara rinci, dan pengguna dapat memeriksa detail harga yang sudah dihitung saat pihak laundry datang menjemput dan menimbang cucian.
- Ratings Screen
Jika proses laundry sudah selesai, maka pengguna akan disajikan tombol “Beri Penilaian Laundry”, yang nantinya pengguna bisa memberikan penilaian baik bintang dan komentar atas kepuasan layanan laundry.
- Prototype My Laundry
Untuk prototype bisa dicoba di :
http://bit.ly/MyLaundry-Prototype
Saya mencoba mengadakan pengujian prototype ini dengan menanyakan teman saya, Ikur Tri Iswara dan Rizki Firdiana. Meskipun hanya melalui chat Whatsapp saya mendapatkan tanggapan mengenai desain ini.
Selain itu saya mencoba meminta tanggapan orang lain (selain Ikur dan Rizki) menggunakan kuesioner yang dibuat, berikut hasilnya :
Mungkin sekian untuk case study kali ini, tentunya masih banyak sekali kekurangan dalam proses penulisan, maupun dalam pembuatannya. Tentu saya senang jika diberi masukkan untuk perkembangan saya kedepannya. Terimakasih sudah membaca… 😃